Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penataan Kelas Peserta Didik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

 


Proses pembelajaran yang baik dilakukan untuk semua peserta didik. Guru harus melaksanakan pembelajaran di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan 3-H: heart (komitmen), head (pengetahuan kritis), dan hand (strategi praktis). 

Guru harus berkomitmen untuk mengajar semua peserta didik dan menggunakan strategi yang efektif untuk membuat ruang kelas lebih menarik. Guru juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan kritis untuk mengajar peserta didik yang berbeda dalam kemampuan dan gaya belajar mereka.

Terdapat 5 (lima) prinsip penataan lingkungan yang yang perlu diperhatikan. (Winaputra, 2002). Prinsip penataan lingkungan tersebut meliputi Visibility, Accessibility, Fleksibelity (keluwesan), Kenyamanan, Keindahan.

Visibility (Jarak Penglihatan)

Prinsip visibility mengacu pada penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak menganggu pandangan peserta didik. Semua perabot kelas ditata di lemari yang terletak di kelas bagian belakang, sehingga peserta didik dapat secara leluasa dapat memandang guru, tulisan di papan tulis, atau kegiatan yang sedang berlangsung. Sebaliknya, guru juga dapat memandang semua peserta didik saat proses pembelajaran.

Accessibility

Dengan prinsip accessibility, peserta didik mudah menjangkau alat dan sumber belajar. Penataan ruang kelas harus memudahkan peserta didik untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Barang-barang yang sering dibutuhkan peserta didik ditaruh dibagian bawah sedangkan yang jarang dipakai ditaruh di atas. 

Selain itu, jarak antar tempat duduk juga harus cukup untuk dilalui oleh peserta didik sehingga mereka dapat bergerak dengan mudah ketika akan maju atau berpindah tempat sehingga tidak mengganggu peserta didik lain yang sedang belajar. Selain itu, jarak penataan antar baris juga memungkinkan peserta didik ABK untuk bergerak.

Fleksibelity (keluwesan)

Dengan prinsip keluwesan, barang-barang di dalam kelas harus mudah ditata dan dipindahkan, serta disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, penataan tempat duduk dapat diubah-ubah berdasarkan kebutuhan pembelajaran.

Kenyamanan

Prinsip kenyamanan belajar di kelas harus dapat dirasakan oleh seluruh warga kelas reguler dan ABK melalui temperatur ruangan dan cahaya baik, suara tidak bising, dan kelas yang tidak padat.

Keindahan

Prinsip keindahan terlihat dari penataan ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif saat proses pembelajaran. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan juga terlihat dalam performa kelas dan diri peserta didik yang antusias mengikuti proses pembelajaran. Kelas ditata dengan berbagai pajangan yang rapi dan berwarna warni di dinding kelas, baik karya peserta didik ataupun bukan. 

Hal ini membawa pengaruh positif pada sikap dan tingkah laku peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Peserta didik menjadi betah belajar di kelas karena lingkungan kelas yang indah dan menyenangakan.